Vaginosis Bakterialis
Pada umumnya daerah kewanitaanmu memiliki bakteri baik yang berfungsi melawan bakteri jahat yang dapat menyebabkan infeksi. Akan tetapi, ketika jumlah bakteri baik berkurang dan pH alami organ intim terganggu maka perlindungan daerah kewanitaanmu pun akan berkurang sehingga tidak mampu melawan infeksi.1 Kondisi tersebut biasanya disebut sebagai Vaginosis Bakterialis, yang masih dikategorikan sebagai infeksi ringan, namun jika dibiarkan tanpa pengobatan dapat meningkatkan risiko infeksi menular seksual dan komplikasi selama masa kehamilan.1,2 Vaginosis bakterialis juga dapat dialami oleh wanita pada segala usia, walaupun sebagian besar terjadi ketika wanita dalam masa reproduksi (usia 15-44 tahun).1
Apa yang dapat menyebabkan Vaginosis Bakterialis?1
Pada umumnya Vaginosis Bakterialis terjadi karena menurunnya bakteri Lactobacillus yaitu bakteri balk yang berfungsi membatasi pertumbuhan bakteri jahat dengan menjaga pH normal atau tingkat keasaman vagina. Saat bakteri baik ini menurun, jumlah bakteri anaerob, yaitu bakteri jahat menjadi berlebih dan menyebabkan vaginosis bakterialis.
Apa gejala dari Vaginosis Bakterialis?2,3
Vaginosis Bakterialis pada umumnya tidak menunjukkan gejala. Walaupun demikian, ada baiknya segera konsultasikan ke dokter jika terjadi beberapa hal berikut ini:
  1. Keputihan dengan tekstur cair berwarna putih atau keabu-abuan.
  2. Disertai bau amis atau tidak sedap, terutama setelah berhubungan seksual.
  3. Muncul rasa nyeri, gatal, ataupun perih di organ intim terutama setelah buang air kecil.
  4. Gatal-gatal tidak tertahankan di area luar sekitar organ intim.
Faktor lainnya yang dapat meningkatkan terjadinya Vaginosis Bakterialis adalah bergonta-ganti pasangan untuk berhubungan seksual dan tidak menggunakan pelindung (kondom), serta menurunnya bakteri Lactobacillus pada organ intim secara alami.
Bagaimana menghindari Vaginosis Bakterialis?
Untuk membantu bakteri Lactobacillus mempertahankan pH alami organ intim, sebaiknya menggunakan pembersih daerah kewanitaan dengan pH yang mirip dengan pH alami organ intim kewanitaanmu. Lactacyd Feminine Hygiene mengandung Lactoserum & Lactid Acid dengan pH sesuai area intim wanita sehingga dapat menjaga kebersihan dan kesegarannya setiap hari sekaligus melindunginya dari bakteri merugikan penyebab gatal dan bau tidak sedap.4 Demikian pula pembersih kewanitaan Lactacyd Herbal yang memiliki pH sesuai kondisi alami daerah kewanitaan dan telah teruji secara dermatologi untuk digunakan setiap hari Saat membersihkan daerah kewanitaan, usahakan tidak menggunakan semprotan air karena dapat menghilangkan bakteri baik yang melindungi organ intim dari infeksi. Selain itu, lakukan juga hubungan seksual yang aman dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual dan menggunakan kondom scat berhubungan seksual.' Menurunkan risiko iritasi vagina mulai dari menggunakan celana berbahan katun dan mencucinya dengan tidak menggunakan sabun cuci berbahan kimia kerns serta menggunakan pembalut tanpa kandungan pewangi juga membantu menghindari terjadinya penurunan bakteri Lactobacillus sehingga terhindar dari Vaginosis Bakterialis.1
Vaginal Candidiasis
Vaginal Candidiasis merupakan infeksi pada organ intim yang disebabkan oleh jenis jamur yang disebut Candida. Jamur ini biasanya hidup di dalam tubuh seperti di mulut, tenggorakan, dan vagina tanpa menyebabkan masalah. Jamur ini dapat menyebabkan infeksi apabila kondisi di dalam organ intim berubah.6
Siapa saja yang dapat terserang Vaginal Candidiasis?6
Biasanya yang dapat terserang Vaginal Candidiasis adalah wanita yang sedang hamil, memiliki diabetes, dan menggunakan kontrasepsi hormon seperti pil KB. Tak hanya itu, saat daya tahan tubuh menurun, misalnya akibat meminum obat penurun daya tahan tubuh atau terkena infeksi HIV, Vaginal Candidiasis dapat menyerang dengan mudah.
Bagaimana gejala Vaginal Candidiasis?7,8
Gejalanya dapat berupa gatal-gatal di daerah organ intim, terasa nyeri saat berhubungan seksual, perih saat buang air kecil, iritasi, hingga keputihan yang tidak wajar dan bau tidak sedap pada organ intim. Walaupun, kasus Vaginal Candidiasis pada umumnya tidak begitu parah, beberapa penderita dapat mengalami infeksi parah berupa kemerahan, bengkak, dan luka pada bibir dan Binding vagina. Segera konsultasikan ke dokter jika sudah mengalami hal ini untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Bagaimana cara mencegah Vaginal Candidiasis?6
Salah satu cara untuk menghindari infeksi jamur bisa dengan menggunakan pakaian dalam berbahan katun yang dapat menyerap keringat dengan baik sehingga daerah organ intim tidak lembap. Selain itu, menggunakan pembersih daerah kewanitaan yang pH-nya mirip dengan pH alami organ intim kewanitaan juga dapat membantu mempertahankan bakteri baik yang melindungi organ intim tersebut.
Kamu dapat menggunakan pembersih daerah kewanitaan yang aman digunakan setiap hari seperti Lactacyd Feminine Hygiene dan Lactacyd Herbal. Keduanya memiliki pH yang sama dengan daerah kewanitaanmu, formulanya sesuai dengan rekomendasi literatur medis kedokteran, serta teruji secara dermatologi sehingga dapat digunakan setiap hari.5,9,10
 
 
Referensi:
  1. Vaginosis Bakterialis. Diunduh dari https://www.alodokter.com/vaginosis-bakterialis. Diakses pada 28 Mei 2019.
  2. Bacterial Vaginosis. Diunduh dari https://www.cdcgov/std/tg2015/bv.htm. Diakses pada 28 Mei 2019.
  3. Bacterial Vaginosis - CDC Fact Sheet. Diunduh dari https://www.cdcgov/std/bv/stdfact-bacterial-vaginosis.htm. Diakses pada 28 Mei 2019.
  4. Lactacyd FH Wash as an adjunct to standard treatment of minor vulvo-vaginitis. Lactacyd FH WASH Phase IV Study). Clinical Study Rerport Sanofr August 13, 2001
  5. Siaran Pers 2017. Komitmen Lactacyd dalam Menjawab Kebutuhan Wanita Indonesia Dengan Produk Baru Lac Diunduh dari https://wwwsanoh.co.id/-/media/ProjecVOne-Sanofi-Web/Websites/Asia-Pacific/Sanofi-ID/I-lome/ruang-pers/2016/Siaran-Pers-2017—Komitmen-Lactacyd-dalam-Menjawab-Kebutuhan-Wanita-Indonesia-Dengan-Produk-Baru-Lac.pdf.
  6. Vaginal Candidiasis. Diunduh dari https://www.cdcgov/fungal/diseases/candidiasis/genital/. Diakses pada 28 Mei 2019.
  7. Goncalves B, Ferreira C, Alves CT, Henriques M, Azeredo J, Si. S. Vulvovaginal candidiasis: Epidemiology, microbiology and risk factors.Critical reviews in microbiology 2016;42905-27.
  8. Sobel JD. Vulvovaginal candidosis. Lancet 2007;369:1961-71.
  9. Chen Y, et al. Role of female intimate hygiene in vulvovaginal health: Global hygiene practices and product usage Women's Health. 2017; 13:1-10.
  10. Linhares IM, et al. Contemporary perspectives on vaginal pH and lactobacilli. Am J Obstet Gynecol. 2011; 204:120:el -e5