Kulit si kecil sering dianalogikan sebagai kulit sehat yang ideal oleh orang dewasa. Karakteristik kulitnya yang lembut, dan halus ternyata memiliki perbedaan yang signifikan secara struktural maupun fungsional dengan kulit dewasa. Perbedaan struktur kulit si kecil ini yang membuat kulit si kecil menjadi lebih rentan dalam mengalami berbagai masalah kulit1.
Si kecil yang baru lahir tidak secara langsung memiliki permukaan kulit yang halus, seringkali si kecil yang baru lahir memiliki kulit yang cenderung kering. Hal ini terjadi karena adanya perubahan suhu lingkungan yang ekstrem dari lingkungan dalam rahim yang lembap ke udara luar yang sangat kering. Dalam kandungan, kulit si kecil dilindungi oleh lapisan zat lemak bernama vernix yang melekat pada seluruh kulitnya. Lapisan ini membantu menjaga suhu tubuh si kecil sehingga menjadi lebih lembap dan tidak keriput meski terendam dalam air ketuban2.
Kondisi kulit si kecil yang cenderung kering dan lebih tipis dibanding kulit dewasa membuatnya jadi lebih sensitif sehingga rentan mengalami masalah kulit seperti:3
1. Ruam Popok
Ruam popok merupakan masalah kulit yang ditandai dengan iritasi kulit merah dan rasa gatal di area yang tertutup popok. Ruam popok disebabkan karena adanya gesekan antara kulit si kecil dan kain popok sehingga menimbulkan ruam yang terasa gatal. Popok si kecil yang basah dan jarang diganti juga dapat memicu terjadinya ruam popok ini.
2. Jerawat
Walaupun masih bayi, si kecil juga dapat mengalami jerawat yang biasanya muncul di pipi, hidung, atau dahi. Hal ini biasanya terjadi dalam waktu 1 bulan sejak si kecil lahir dan akan hilang dengan sendirinya tiga atau empat bulan setelah kemunculannya. Jadi tidak perlu dipencet atau menggunakan obat jerawat yang biasa dipakai pada kulit orang dewasa.
3. Biang Keringat
Biang keringat merupakan masalah kulit yang ditandai dengan adanya bintik-bintik merah kecil dan gatal, dan muncul pada daerah kulit yang sering tertutup dengan baju atau di daerah lipatan kulit, seperti pada punggung, leher, paha, dan lainnya. Biang keringat ini muncul ketika bayi merasa kepanasan terutama ketika sedang memakai baju.
4. Bersisik atau Mengelupas karena Kering
Jika si kecil mengalami kulit bersisik atau mengelupas ini tandanya kulitnya terlalu kering. Beberapa hal yang menyebabkan kondisi ini terjadi adalah suhu lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin, penggunaan sabun mandi yang salah, serta terlalu lama berada di air (saat mandi).
5. Cradle Cap
Cradle cap merupakan salah satu masalah kulit si kecil yang ditandai dengan adanya ruam merah di kulit kepala yang kemudian berubah menjadi kerak bersisik berwarna kuning. Cradle cap juga dikenal dengan sebutan dermatitis seboroik, dan umum terjadi pada tiga bulan pertama usia si kecil. Kondisi ini sebetulnya tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu hingga bulan
Bagaimana cara mencegah masalah kulit tersebut?
1. Pastikan area kulit yang tertutup popok selalu kering dan tidak terlalu ketat dalam menggunakan popok si kecil. Jika sudah terjadi ruam popok, gunakan krim pelembap atau losion yang mengandung zinc untuk membantu meredam rasa gatal dan ruam kulit agar iritasi tidak semakin parah.3
2. Gunakan sabun pembersih yang memiliki pH yang sesuai dengan kondisi alami kulit normal si kecil seperti Lactacyd Baby untuk menjaga kulit si kecil dari bakteri yang merugikan.4,5
3. Pilih juga sabun pembersih yang tidak membuat kulit si kecil menjadi semakin kering. Pilih yang formulanya mengandung moisturizer sehingga dapat merawat kulit kering dan membantu mencegah iritasi ringan seperti Lactacyd Baby yang juga teruji secara dermatologi dapat digunakan setiap hari.6,7,8,9,10
4. Cucilah rambut dan kulit kepala si kecil dengan teratur menggunakan sabun atau sampo khusus untuk si kecil untuk menghindari terjadinya cradle crap.3
5. Untuk mencegah timbulnya biang keringat, pilih pakaian dengan bahan katun dan longgar. Hindari juga terkena sinar matahari langsung yang bisa membuat kulit si kecil kepanasan. Jangan oleskan salep atau krim jika sudah terkena biang keringat karena akan memerangkap kelembapan dan membuat biang keringat semakin parah.3
 
 
Referensi:
  1. How Does Infant Skin Differ from Adult Skin?. Diunduh dari https://www.medscape.org/viewarticle/743529. Diakses pada 29 Mei 2019.
  2. Tips Perawatan Kulit Bayi Sensitif. Diunduh dari https://hellosehat.com/parenting/kulit-bayi/tips- perawatan-kulit-bayi-sensitif/. Diakses pada 29 Mei 2019.
  3. 8 Masalah Kulit yang Paling Umum Dialami Bayi. Diunduh dari https://hellosehat.com/parenting/kulit-bayi/masalah-kulit-pada-bayi/. Diakses pada 29 Mei 2019.
  4. Sarkar S, et al. Skin Care for the Newborn. Indian pediatrics 2010; 47: 593-598.
  5. Hnatko SI. Alternatives to hexachiorophene bathing of newborn infants. CMA 1977; 117:223- 226.
  6. Siridkuta W, et al. Moisturizers for Patients with Atopic Dermatitis: An Overview. J Allergy Ther 2013; 4(4): 1-6.
  7. Negishi H, et al. Cosmetic properties of whey minerals and their application to skin care products for babies. Diunduh dari http://agris.fao.org/agris- search/search.do?recordID=BE1999001245, diakses pada 23 Feb 2019.
  8. Schmidt-Wendtner MH, The pH of the Skin Surface and Its Impact on the Barrier Function. Skin Pharmacol Physiol 2006; 19: 296–302.
  9. Panther DJ, Jacob SE. The Importance of Acidification in Atopic Eczema: An Underexplored Avenue for Treatment. J. Clin. Med. 2015; 5: 970-978.
  10. Kemasan produk Lactacyd Baby Liquid Soap